Sabtu, 25 Mei 2013

hipoteis penelitian


A.    Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah ramalan peneliti tentang hasil penelitian (Ary, 1982: 137).Dalam merumuskan hipotesis dikenal dua macam cara yakni hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1). Hipotesis nol (Ho) adalah suatu hipotesis yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara variable yang dipermasalahkan keterhubungannya (pengaruh antara variable itu = 0). Biasanya hipotesis ini diungkapkan dengan pernyataan tidak ada perbedaan atau tidak ada pengaruh. Jadi merupakan sangkalan terhadap apa yang diharapkan atau dikira-kira oleh peneliti.[1]
Sedangkan hipotesis alternative (H1) adalah kebalikan dari hipotesis nol yang menyatakan adanya pengaruh antara variable yang dipermasalahkan. Dugaan sementara peneliti dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN 1 Bondowoso ini peran seorang guru pendidikan agama islam sangatlah penting dalam menyikapi beberapa perilaku yang tidak diperbolehkan didalam agama. Jadi dalam penelitian ini peneliti menduga terdapat Pengaruh Antara Profesionalisme Seorang Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di MAN 1 Bondowoso.

B.     Metode Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
2.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena-fenomena serta hubungan-hubunganya.
Pendekatan kuantitatif sering disebut sebagai pendekatan tradisional, karena pendekatan ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode atau pendekatan untuk penelitian.Data penelitian kuntitatif berupa angka-angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik.[2]
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan mengumpulkan data dari responden yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sugiyono bahwa “metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penelii melakukan perlakuaan secara langsung dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan koesioner, test dan wawancara.” [3]
3.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kuantitatif ini adalah berupa data primer dan sekunder. Data primer diambil berdasarkanhasil  pengumpulandata melalui angket yang dibagikan kepada responden secara langsung. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui data-data dari wawancara, observasi dan dokumentasi seperti sejarah, visi dan misi sekolah, kurikulum, dan lain sebagainya.
4.      Populasi dan Sampel
a.      Populasi
            Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[4]
            Penetapan  populasipada penelitian  ini  diambil  dari  seluruh guru pendidikan agama islam di MAN 1 Bondoowoso tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah….
b.      Sampel
            Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,  2010: 81). Menurut arikunto (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil poulasi yag diteliti”.Sedangkan meurut Azwar (2004: 79) “sampel adalah sebagian dari populasi”.
            Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
            Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).[5]Untuk sekedar ancer-ancer,apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
            Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian.Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi.Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.[6]
5.      Instrumen Penelitian
6.      Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Oleh karena itu, harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.  Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Dalam mendukung proses pengumpulan data dan memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan instrument berupa angket atau kuesioner. Butir-butir  pertanyaan atau pernyataan  dalam angket dikembangkan berdasar atas teori yang relevan dengan masing-masing variabel penelitian.[7]  Pertanyaanatau  pernyataan dalam angket diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Terdapat dua puluh pernyataan dengan lima pilihan jawaban yang digunakan untuk mengungkap tingkat keberanian siswa dalam belajar dan pengaruh pembelajaran khitobah. Semua  pernyataan diungkapkan dalam kalimat positif.
Table 1.1
Kisi-kisi Instrumen Yang Diperlukan Untuk Mengukur Pengaruh Profesionalisme Guru PAI Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Sekolah
Variabel penelitian
Indikator
Pentingnya  guru Pendidikan Agama Islam yang professional terhadap pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah
1.    
2.    
3.    
Pengaruhya terhadap pelaksanaan bimbingan konseling dan outputnya.
1.    
2.    
3.    

7.      Teknik Pengumpulan Data
Berbicara tentang jenis-jenis metode pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran. Metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a.    Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.[8]Beberapa alasan yang mendasari dipilihnya angket sebagai metode pengumpulan data diantaranya:
1)   Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2)   Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3)   Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
4)   Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
5)   Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Kuesioner dalam penelitian ini mencakup kuesioner variabel  bebas yaituprofesionalisme guru PAI dan variabel terikat  yaituproses pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah yang keduanya akan diisi oleh  guru PAI, guru Bimbingan konseling (BK) dan beberapa siswa di MAN 1 Bondowoso yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian sekaligus sebagai responden.
b.    Interview (wawancara)
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara[9]. Ditinjau dari pelaksanaannya, maka dibedakan atas:
1)   Interview bebas, di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
2)   Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur.
3)   Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.
Adapun wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin yaitu dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
c.    Observasi
Observasi seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi langsung. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan dan konseling yang diikuti oleh siswa.
d.   Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.[10]
Adapun data yang dimaksud adalah sejarah sekolah, visi dan misi sekolah, struktur kurikulum, struktur penanganan bimbingan dan konseling, visi dan misi bimbingan konseling.

8.      Analisis data
9.      Sistematika Pembahasan


Penelitian terdahulu
Penelitian tentang bimbingan Konseling (BK) sebelumya telah pernah dibahas dalam skripsi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan oleh Puji Maulana mahasiswa STAIN Jember Program studi Pedidikan Agama Islam (PAI) yang berjudul “Peranan Bimbigan Konseling (BK) dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Jember 3 tahun pelajaran 2009/2010”. Dalam penelitian tersebut kesimpulan secara umum yang dapat diambil bahwa peranan Bimbingan Konseling (BK) dalam menanggulangi kesulitan belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jember 3 tahun elajaran 2009/2010 sudah berjalan cukup baik, hal ini terlihat dari proses pelayanan Bimbingan Konseling (BK) dalam bentuk layanan pembelajaran atau bisa dikatakan Bimbingan Konseling (BK) terpadu yang pelaksanaannya selalu berkoordinasi dengan wali kelas, guru mata pelajaran, wali murid, kepala sekolah dan sekaligus guru keagamaan.
Sedangkan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Muhammad Mariyono Lutfi dalam skripsinya dengan pendekatan kuantitatif yang berjudul “Pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap aktifitas belajar siswa di SLTP Negeri 2 Silo, Jember tahun 2003/2004”. Adapun kesimpulan dari penelitian ini menujukkan bahwa ada pengaruh Bimbingan Konseling (BK) terhadap aktifitas belajar siswa di SLTP Negeri 2 Silo, Jember tahun 2003/2004 dengan tingkat pengaruhyang sedang.
Dengan adanya hasil dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, peneliti tertarik untuk melanjutkan dan mengembangkan penelitian tersebut. Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian sebagai tahap awal pembelajaran bagi peneliti dengan judul “Pengaruh Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bondowoso tahun ajaran 2012/2013”. Judul yang penulis angkat disini berbeda dengan judul skripsi sebelumya karena pembahasan dalam skripsi ini akan lebih mengerucut pada pentingnya profesionalisme guru, khususnya guru PAI ketika menangani proses pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan eknik analisa data dan statistic dengan rumus product moment yang selanjutnya akan dikonsultasikan pada table interprestasi nilai “r” untuk megetahui tinggi rendahnya pengaruh yang terjadi.





[1]S. Faisal. 1989 dan 1995.Format-Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar Dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta. Halm: 103

[2]Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. halm: 7
[3] Ibid. halm: 6
[4] Ibid. halm: 80
[5] Ibid. halm: 81
[6]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI) (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 134
[7]Sugiyono, Op. Cit., hlm. 102
[8]Ibid.,hlm. 151
[9]Ibid.,hlm. 155
[10]Ibid.,hlm. 158

Tidak ada komentar:

Posting Komentar